Pesona Masjid Kubah Mas yang Tak Memudar

Selama pandemi, berwisata ke masjid, khususnya masjid raya (masjid besar) menjadi satu pilihan alternatif yang cukup aman bagi seorang traveler. Salah satu alasannya, tidak lain tidak bukan karena biasanya masjid raya menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat. Hal ini guna menghindari penularan Covid-19 di antara jamaah yang datang. 

Mulai dari Masjid Cut Meutia, Masjid Istiqlal, hingga Masjid Ramlie Musofa, menjadi masjid-masjid yang gua singgahi di masa pandemi. Nah, kali ini ada satu masjid lagi yang akan menambah daftar tempat ibadah yang gua kunjungi, yakni Masjid Dian Almahri di Depok, Jawa Barat.

Sebenarnya, gua udah pernah berkunjung ke masjid ini. Tapi itu udah luamaaaa banget, pas gua kelas 5 SD atau sekitar tahun 2007. Wow 14 tahun lalu! HAHA. Waktu itu, masjid yang berada di bilangan Meruyung ini lagi hype banget di kalangan warga Jabodetabek. Ada yang tahu kenapa? Kalian pasti udah tahu lah ya…. Daya tarik utama masjid ini adalah kubahnya yang dilapisi emas. Yaa mirip-mirip lah sama Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin di Brunei Darussalam.

Jalan-jalan kali ini masih disponsori oleh Rismanto alias Aris. Berangkat dari Pasar Minggu jam 14.00, dengan estimasi nyampe di Masjid Dian Almahri sekitar jam 3 sore (waktu Ashar). Jaraknya kurang lebih 20 km dengan waktu tempuh 50 menit. Oke, challenge accepted!

Anjir ternyata jaraknya gak sedekat yang gua kira dong! Jauh juga ternyata wkwkw. Mana jalanan Depok subhanallah 'bagus' banget. P*ntat gua sampe kebas dan mati rasa sangking lamanya duduk. Beberapa kali juga sempat nyasar. Jadilah perjalanan ini lebih lama dari yang diestimasikan.

Setelah mendaki gunung lewati lembah, Alhamdulillah sampai juga di masjid kebanggan warga Depok ini. Untuk masuk ke masjid ini tidak dipungut biaya. Hanya saja, pengunjung harus membayar biaya parkir senilai Rp 3.000 untuk motor (untuk mobil saya gatau ya, karena pake motor, hehe).

Kubah Mas dari parkiran motor

Dari pintu gerbang parkir kita sudah bisa melihat kemegahan masjid ini. Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah utama (dengan 1 kubah utama berukuran besar)dan 6 kubah kecil yang menghiasi menara-menara masjid. Kubah utama mengadopsi bentuk bawang (dome onion) yang menyerupai kubah Taj Mahal di India. Jumlah kubah dan menara ini melambangkan dua prinsip dalam ajaran Islam, yakni 5 kubah melambangkan rukun Islam dan 6 menara melambangkan rukun Iman.

Kubah utama berbentuk kubah bawang

Kubah-kubah ini dilapisi emas 24 karat setebal 2 sampai 3 milimeter, dengan mozaik kristal. Nah, oleh sebab itulah masjid ini disebut dengan Masjid Kubah Mas/Emas. Masjid ini pun jadi ikon kebanggan warga Depok selain rumah Ayu Ting Ting

Masjid Kubah Mas didirikan oleh pasangan suami-istri yakni Maimun Al Rasyid dan Dian Al Mahri. Masjid ini mulai dibangun pada 2001 dan diresmikan pada 31 Desember 2006, yang bertepatan pada peringatan Hari Raya Idul Adha.

Penampakan Masjid dari pintu khusus pria

Bangunan masjid memiliki luas 8.000 meter persegi, dan dibangun di atas lahan seluas 70 hektare. Di sekeliling masjid dibangun taman-taman dengan aneka tanaman, baik bunga maupun buah-buahan. Bisa kebayang kan gimana asrinya masjid ini?

Flower di Negara ber-flower (?)

Pasti kalian bertanya-tanya dong, kok bisa seorang Dian Al Mahri membangun rumah Allah semegah ini? Konon, Dian Al Mahri adalah seorang pengusaha yang memiliki beberapa bisnis, di antaranya tambang minyak bumi di Brunei Darussalam. Pendirian masjid ini berawal dari cita-cita Dian Al Mahri dan suami untuk membangun masjid yang lebih megah dari kediamannya. Masya Allah.

Kediaman keluarga Al Mahri

Tak hanya megah dari luar, masjid ini juga megah dari dalam. Melansir laman Tempo Ramadan, interior masjid langsung didesain oleh Dian Al Mahri sendiri. Dian terinspirasi dengan masjid yang terdapat di jazirah Arab. Hal ini pula yang menjadi rujukannya untuk mempercantik interior masjid.

Ruangan Salat Utama

Bangunan masjid terdiri atas dua lantai. Lantai dan dinding Masjid ini dilapisi dengan bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Kebayangkan mewahnya?

Salah satu bagian yang paling menyita perhatian adalah kubah utama yang posisinya persis di tengah-tengah bangunan masjid. Bagian dalam kubah utama dilukis menyerupai diorama langit lengkap dengan gumpalan awan. Di tengah kubah ini tergantung lampu hias berukuran raksasa. Lampu yang tergantung di ruang tengah bangunan utama terbuat dari kuningan berlapis emas. Konon, didatangkan ahli khusus dari Italia untuk mengerjakan bagian ini. Kebayangkan mewahnya? (2)

Kubah yang terletak persis di tengah-tengah bangunan

Detail lampu gantung raksasa

Tak hanya lampu gantung, mihrab tempat imam memimpin salat pun didesain dengan mewah. Terdapat relief hiasan yang terbuat dari emas 18 karat.

Selain bangunan masjid, di areal Masjid Kubah Mas masih ada dua bangunan lain. Pertama, gedung serba guna, yang biasanya digunakan untuk acara-acara besar seperti nikahan. Ada juga satu bangunan megah (kayaknya sih kediaman keluarga Dian Al Mahri) yang lokasinya tepat di depan pintu masuk jamaah pria. Dari luar aja udah keliatan megah banget cuy, gimana dalemnya….

Pada 29 Maret 2019, Dian Al Mahri mengembuskan nafas terakhir di usianya yang ke-73 tahun. Almarhumah dimakamkan di halaman Masjid Kubah Mas sesuai dengan wasiatnya. Meskipun beliau sudah tiada, Masjid Kubah Mas kini menjadi saksi bisu kedermawanan seorang Dian Al Mahri. Semoga kita semua bisa mencontoh perilaku almarhumah dalam mewakafkan hartanya di jalan Allah. Aamiin.


Harta bisa dibawa mati! Caranya, gunakan untuk kebaikan, seperti sedekah. Maka harta itu akan kita 'bawa mati' sebaga amal kebaikan
-Ippho Santosa

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.