KKL Part 3 : Berburu Buah Tangan di Pasar Seni Sukawati


Setelah menginap di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, kami meluncur ke destinasi selanjutnya yakni Pasar Seni Guwang Sukowati di Kabupaten Gianyar. Dari Karangasem menuju Pasar Seni Sukawati, membutuhkan waktu 1 jam perjalanan. Perjalanan kali ini lebih terasa 'jalan-jalan' karena dipandu oleh seorang tourguide lokal bernama I Made Adi Wirawan atau lebih akrab disapa Bli Adi (panggilan untuk pemuda di Bali adalah 'Bli' atau semacam 'Mas' di Jawa Tengah). Sepanjang perjalanan, Bli Adi banyak bercerita tentang seluk beluk Bali, mulai dari tradisi masyarakatnya, hingga cara berbelanja di pasar Sukawati. 

hirup pikuk di Pasar Seni Sukawati

Baca Juga : Merasakan Bali yang Sesungguhnya di Desa Tenganan Pegringsingan

Ia mengatakan bahwa pasar Sukawati yang sekarang sudah banyak berubah dibanding dulu. Sekarang, pasar seni Sukawati tak ubahnya sebuah pasar yang menjual oleh-oleh Bali pada umumnya. Kita harus pandai dan harus sedikit tega menawar di sini karena harga barang-barang nya sengaja dijual lebih tinggi dari harga pokoknya.
lukisan yang dijual di Pasar Seni Sukawati.
Harga lukisan nya bervariatif, tergantung ukuran dan kualitas. Dibanderol dari 15 ribu sampai jutaan rupiah
Sesampainya di pasar seni Sukawati, gua kaget, kok rame banget kayak pasar?? *lah ini emang pasar kocak*. Banyak penjual yang menawarkan dagangannya, bahkan tak segan untuk menarik kita untuk masuk ke tokonya. Di Pasar Sukawati, pengunjung akan menemukan banyak sekali pedagang-pedagang yang menjajakan buah tangan khas Pulau Dewata mulai dari baju khas Bali, baju barong, kain Bali, daster, sandal, lukisan, guci, gantungan kunci, dan ikat kepala khas bali atau yang disebut Udeng. Udeng inilah yang menjadi barang buruan gua.

Baca Juga : Menyambut Tahun Baru Imlek di Pasar Imlek Semawis 2570

Pengunjung harus pintar-pintar menawar karena memang harga barang di sini dibanderol cukup tinggi untuk kemudian ditawar. Udeng misalnya, harga pertama yang ditawarkan si penjual adalah Rp.60.000 *buset harga ikat kepala aja mahal banget*. Kemudian terjadilah tawar menawar antara gua dengan si penjual. Terjadilah mufakat, gua berhasil mendapat Udeng itu dengan harga Rp.15.000. Kedengarannya memang tega tapi gua yakin dengan harga segitu pun mereka sudah pasti dapat untung yang lumayan.

CLBK
(Cuma Liat Beli Kagak) 
Tawar-menawar ini berlaku untuk seluruh komoditas di Pasar Seni Sukawati, termasuk juga tas khas Bali yang gua beli untuk oleh-oleh Emak tercinta di Jakarta. Awalnya si pedagang menawar dengan harga 75.000, tapi setelah tawar-menawar, jadilah harga tas itu gua beli dengan harga Rupiah 35.000. Sebetulnya sih bisa menawar dengan harga yang lebih murah, tapi berhubung gua orangnya ga tegaan ya apa boleh buat wkwk. 

Pun begitu dengan harga kaos Bali. Harga awal yang ditawarkan si pedagang adalah Rp.25.000, namun bisa ditawar sampai ke kisaran 10 ribuan rupiah. Tak jarang ada pedagang yang sedikit memelas agar kita tak menawar terlalu banyak. "Ih kamu mah tega banget sih nawar dagangan orang. Rezeki orang kok diambil?" kata si pedagang. Kalau udah begini sih kembali pada diri masing-masing aja ya.


Nah setelah membaca pengalaman gua di atas, berikut adalah tips berbelanja di Pasar Seni Sukawati :
  1. Bagi kalian yang 'tidak tegaan', Pasar Seni Sukawati bukan tempat yang tepat untuk membeli oleh-oleh. Bisa jadi kalian membawa pulang oleh-oleh dengan harga yang 2-4 kali lebih mahal dari harga normal. Tapi kalau kalian jago dan tega menawar, pasar Seni Sukawati bisa jadi surga belanja.
  2. Jika ingin leluasa menawar, datanglah di pagi hari (jam 6-8 WITA). Karena pedagang di sana percaya bahwa pelanggan yang datang pertama akan menjadi 'penglaris' dagangan mereka.
  3. Hati-hati terhadap barang bawaan. Pasar ini selalu ramai dengan pengunjung 
  4. Intinya, jangan ragu dan jangan tega untuk menawar. Titik

sampai jumpa lagi Pasar Seni Sukawati~~
Perjalanan Kuliah Karo Liburan ini dilanjutkan dengan mengunjungi Lembaga Perkreditan Desa (LDP) Kedonganan kemudian dilanjutkan dengan berkunjung ke Pura Luhur Uluwatu. Penasaran? Tunggu postingan selanjutnya....

Whoever said that money can’t buy happiness simply didn’t know where to go shopping

— Bo Derek

5 komentar:

  1. Wkwkwkwk demiapa dari harga 60k jadi 15k? :""))

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaak beneran haha, sok-sok jual mahal aja lit nanti penjualnya bakalan jual murah :D

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.