Review : Menikmati Ibukota dengan Bus Tingkat Wisata


Mungkin sebagian dari kita (khususnya warga non-DKI Jakarta) tidak banyak yang tahu kalau sekarang jalanan Ibukota dihiasi oleh keberadaan 5 buah bus tingkat wisata. Yap, bus tingkat (double Decker) ini diresmikan pada Februari 2014 lalu. Tujuannya sih untuk memudahkan para pelancong untuk berkeliling ibukota. Gue lihat ketika akhir pekan maupun hari kerja, bus ini hampir tidak pernah sepi. Gue pun udah pernah naik Bus ini 3 kali (buset, ketagihan bang?). yang pertama sama temen kuliah, yang kedua sama temen SMP (Intan dan Cepot), dan yang ketiga sama temen SMA (Bayu dan Melisa).



Nah, berhubung gue udah pernah naik bus ini 3 kali (abisnya gratis sih wkwk), berikut ini gue akan bahas lebih lanjut mengenai bus tingkat wisata ini based on my experiences

    1.    Naik Bus ini GRATIS alias gak dipungut biaya sepeser pun.
suasana di dalam bus
Mungkin inilah daya tarik utama dari bus ini. Yak, GRATIS. Siapa sih yang gak ngiler kalo denger kata GRATIS? Apalagi tipikal orang Indonesia itu paling seneng sama yang gratisan (termasuk gua hehe). Bus ini pun mudah ditemukan, karena warnanya yang mencolok dan berbeda dari bus-bus lainnya. Namun, karena keterbatasan armada bus (yang Cuma 5 buah) dan gratis alias Cuma-cuma, membuat para calon penumpang tak jarang saling dorong dan berebut buat untuk naik ke bus ini. Apalagi, Bus ini memiliki kapasitas yang terbatas dan penumpang dilarang untuk berdiri (harus duduk semua).

Baca Juga :


Menyibak Misteri Museum Wayang Jakarta


Menelusuri Sejarah Batavia di Kota Tua


Berkunjung ke Makam Kehormatan Belanda

Meski gratis,  Bus ini cukup nyaman karena setiap tempat duduk diberi penyejuk (AC). Bus ini beroperasi dari pukul 09.00-19.00 pada hari Senin-Sabtu. Sementara pada hari minggu, beroperasi dari pukul 12.00-19.00. Bus berjalan dengan kecepatan 20km per jam dan berjalan di jalanan umum (bukan di busway).

     2.       Rute yang ditempuh
Bus Tingkat wisata melintas di depan Katedral Jakrta
Berdasarkan pengalaman gue, Bus ini menempuh Rute dari Bundaran Hi sampai daerah sekitar Gedung Kesenian Jakarta (daerah Pintu Air Juanda sekitar Harmoni). Nah, di sini kita dapat melihat bangunan yang menjadi landmark Ibukota seperti Bundaran HI, Sarinah (Mal pertama di Indonesia), Patung Kuda Arjuna Wijaya, Monas, Balaikota, Museum Nasional, Gereja Katedral-Masjid Istiqlal, Istana Kepresidenan, dan gedung-gedung pemerintahan lainnya.

    3.     Di mana halte tempat menunggu jika kita ingin naik Bus ini?
halte City Tour Bus
(Sumber: yudasmoro.net)
Tidak ada yang special dari halte bus wisata ini. Hanya sebuah halte dengan plang biru bertuliskan CITY TOUR BUS. Untuk haltenya sendiri tersebar di beberapa titik di Jakarta Pusat, yakni terdapat di Monas (2 halte), Museum Nasional, Balaikota Jakarta, Masjid Istiqlal, Pintu Air Juanda, Dekat Plaza Sarinah, Bundaran HI,  dll. Saran gue sih, hindari naik bus ini dari halte Istiqlal. karena selain banyak penumpang yang antre, juga supir bus ini istirahat di halte Istiqlal (kurang lebih 20 menitan). Bahkan, banyak penumpang yang mengurungkan niatnya untuk naik bus ini karena tak betah mengantre dan terlalu lama menunggu (berdasarkan pengamatan gue).  Hmmm cukup lama sih. Tapi kalau kita naik dari halte lain (gue pernah naik dari halte Museum Nasional), antrean calon penumpangnya ga sepenuh di halte Istiqlal.
   
  4.       Hindari akhir pekan/hari libur jika ingin naik bus ini.
Mungkin nasehat ini sepele namun penting untuk diperhatikan. Pertama gue naik bus ini pada hari Sabtu, naik dari  halte Bundaran HI. Bus nya sangat penuh dan antrean penumpangnya juga lumayan padat. Yang kedua, gue naik bus ini hari Selasa dari halte Museum Nasional (waktu liburan kuliah sama temen SMP), Bus relatif kosong dan antrian penumpang juga relatif lengang. DAN yang ketiga…..Jeng-jeng….. Gue naik bus ini di hari MINGGU dan dari halte ISTIQLAL. Gak usah ditanya lagi, betapa lamanya gue nunggu… 

Baca  juga :


Jelajah Little Tokyo Blok M


Ketagihan Berkunjung ke Museum Nasional


Kemegahan Masjid Istiqlal Jakarta

Tadinya gue udah nyerah buat naik bus ini, tapi berhubung temen gue si Melisa kebelet banget buat naik bus tingkat ini..hmmm yaudah lah ya, nyenengin orang juga dapet pahala Haha -_-. Akhirnya, setelah menunggu 1 JAM.. IYA !! SATU JAM !! akhirnya Kami berhasil masuk ke dalam bus ini. Tapi jangan salah, naik ke dalam bus ini juga penuh perjuangan. Karena banyak penumpang yang saling berdesakan untuk berebut kursi di dalam. Gak peduli itu anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu, nenek-nenek, semua saling berebut. Kayaknya istilah Ladies first udah gak berlaku lagi deh haha. Beruntung gue, Bayu, dan Melisa bisa dapat tempat duduk.

   5.       Bus Wisata, tapi kok gak ada tour guide-nya ?
Menurut gue, salah satu kekurangan dari bus yang akrab dipanggil Mpok Siti ini (karena  semua supirnya perempuan), adalah tidak adanya tour guide yang menjelaskan  lebih rinci bangunan-bangunan atau landmark yang kita lewati selama perjalanan. Ini sangatlah disayangkan karena tidak semua penumpang tahu seluk-beluk dari landmark  yang dilewati bus ini. Sebenarnya bus ini memiliki pemandu, namun kontrak mereka sudah berakhir sekitar akhir tahun 2014 lalu.

    6.       Mungkin akan lebih baik lagi jika armada dan rute bus ditambah.
Melihat antusiasme wisatawan yang ingin mencoba bus ini, ada baiknya jika armada bus ditambah. Karena selama ini hanya ada 5 bus yang melayani penumpang. Dengan ditambahnya armada bus, gue berharap semoga suatu saat kalo naik bus ini ngantrinya jadi gak lama. Selain armada, mungkin rutenya juga bisa diperluas. Karena selama ini bus hanya mengitari daerah Jakarta Pusat.


***

Sekian review gue mengenai Jakarta City Tour Bus kali ini. Mungkin bisa menjadi alternatif lain untuk menikmati Jakarta. Karena selain gratis, bus ini juga sangat nyaman. Semoga bisa menjadi referensi kalian jika pengen mencoba naik bus tingkat wisata ini. AYO!! MUMPUNG GRATIS! Hehe. Untuk info lebih lanjut, sila cek twitter resmi  Mpok Siti di @citytourjakarta

UPDATE TERBARU BUS TINGKAT WISATA IBUKOTA
Pihak Pengelola telah menambah rute bus tingkat dan membaginya ke dalam empat tema yang berbeda, yakni :
  1. Jakarta Baru
  2. Sejarah Jakarta
  3. Kesenian dan Kuliner
  4.  Pencakar Langit Jakarta
rute baru bus tingkat wisata
Selain bus berwarna ungu, pemprov DKI Jakarta juga telah menambah beberapa unit bus baru dengan beragam bentuk dan warna







Jakarta. Aku setuju. Kota ini biangnya dualisme. Antara ingin Timur dan berlagak Timur, sembari terdesak habis oleh Barat sekaligus paling keras mengutuk-ngutuk..
-Dewi Lestari 

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.