Berkunjung ke Museum Nasional, Tidak Cukup Satu Kali


Kurang lengkap rasanya jika sedang berlibur ke Jakarta, tapi tidak mengunjungi museum yang satu ini. Ya, Museum Nasional Indonesia. Kalau ditanya sudah berapa kali gue mengunjungi Museum ini, Jawabannya mungkin sudah lupa. Karena sudah sangat teramat sering gue berkunjung ke Museum ini. Museum Nasional memang tidak pernah bosan untuk dikunjungi bagi pecinta tempat wisata murah meriah macam gue.



Museum ini konon adalah Museum Pertama dan Terbesar se-Asia Tenggara. Museum yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat 12 ini juga sering disebut "Museum Gajah". Penyebutan itu bukanlah tanpa alasan. Disebut "Museum Gajah" dikarenakan adanya patung Gajah dari perunggu yang menghiasi pelataran Museum ini. Patung Gajah ini merupakan hadiah pemberian Raja Chulalongkorn dari Thailand yang diberikan pada tahun 1871. 

Patung Gajah pemberian Raja Chulalongkorn

Foto di depan patung gajah
(Tahun 2013)
Dibangun dengan gaya klasisisme, bangunan Museum Nasional adalah bukti dari pengaruh Eropa Abad Pencerahan yang muncul sekitar abad ke-18


Masuk ke dalam, pengunjung akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp5.000. Hmm cukup murah, bukan?. Pengunjung juga harus menitipkan tas/bawaan kepada petugas keamanan. Tujuannya mungkin untuk mencegah pencurian artefak dan koleksi seperti yang baru-baru ini terjadi


Baca Juga : Kota Tua Jakarta dan Hikmah di Balik Semua Peristiwa

Museum Nasional menyimpan koleksi-koleksi dari seluruh Nusantara berupa prasasti, arca, keramik, kerajinan, dan lain-lain. Pada tahun 2006, koleksi Museum Nasional mencapai 140.000 unit. Koleksinya berasal dari hibah kolektor, penggalian, dan pembelian. 

Ruang arca
Salah satu koleksi di Museum Nasional Jakarta

foto bersama patung Bhairawa Buddha.
Arca raksasa ini ditemukan di Padang Roco, Sumatera Barat.
Selain koleksi asal Indonesia, Museum Nasional juga punya koleksi kerajinan dari mancanegara, seperti dari negara-negara Asia Tenggara dan Cina. Patung terbesar di museum ini adalah Patung Bhairawa dengan tinggi 4.1 meter dan berat 4 ton. Bhairawa adalah merupakan perwujudan Boddhisatwa di Bumi. Di sekitar arca Bhairawa, terdapat banyak arca-arca peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha yang disertai dengan keterangan.

Tepat di depan patung Bhairawa terdapat sebuah taman berumput yang dipenuhi arca-arca. Taman itu bernama taman arca. Sesuai dengan namanya, taman berumput hijau ini juga dipenuhi arca-arca dengan berbagai bentuk dan ukuran, serta lumpang-lumpang kuno (yoni) yang terbuat dari batu andesit.

Taman Arca di depan patung Bhairawa
Museum Nasional terdiri atas dua bangunan, yakni bangunan utama (Gedung Gajah/Gedung Utara) dan gedung Arca (Gedung Selatan). Kedua gedung ini dihubungkan dengan jembatan berdinding kaca. Di Gedung Gajah dibagi menjadi 7 ruangan. Dan yang paling menarik menurut gue adalah ruang Etnografi. Di sini kita dapat melihat  kebudayaan dari suku-suku bangsa di Indonesia seperti patung, anyaman, miniatur rumah adat, senjata, dan alat musik.

Baca Juga : Kepingan Sejarah Antara Rasuna Said dan Casablanca

Boneka Tau-tau dari Toraja, sebagai representasi orang yang sudah meninggal
Ruang Etnografi
Sementara, Gedung Arca yang dibangun pada 1996 ini juga dibangun dengan gaya Kalisisme, sama seperti Gedung Gajah. Gedung ini memiliki 7 lantai, tetapi hanya lantai 1-4 yang dibuka untuk umum. Lantai 1-4 memiliki segmentasi dan tema yang berbeda. Lantai 1 adalah Manusia dan Lingkungan. Lantai dua adalah Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Ekonomi. Lantai 3 adalah Organisasi Sosial dan Pola Lingkungan. Sementara lantai 4 adalah khazanah dan Keramik.

Gedung Arca
Di dalam gedung berlantai 7 ini menyimpan benda-benda dan miniatur yang berhubungan dengan sistem kehidupan di Indonesia, seperti miniatur rumah adat, display pakaian adat, peralatan berburu zaman purbakala, uang-uang kuno, alat-alat musik tradisional, dll. Selain itu juga terdapat Fosil-fosil baik hewan maupun manusia purba.

Baca Juga : Merasakan Bali yang Sesungguhnya di Desa Tenganan Pegringsingan

Fosil Manusia Jawa

Di Museum Nasional ini kita juga bisa melihat prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha. Seperti Prasasti Telaga Batu, Talang Tuwo, Kedukan Bukit (Sriwijaya), Prasasti Yupa (Kutai), Prasasti Tugu (Tarumanegara) dll. Jika dulu waktu masih sekolah kita hanya bisa melihat prasasti-prasasti di atas di buku cetak/LKS, namun jika kita berkunjung ke Museum Nasional kita bisa melihatnya secara langsung.
Replika Prasasrti Ciareteun yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Telaga Batu, peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Museum ini memiliki 140.000 koleksi, sehingga mungkin butuh waktu lebih dari sekali berkunjung untuk melihat keseluruhan koleksi museum ini. Selain Patung Gajah, di pelataran museum ini juga terdapat Patung berbentuk lingkaran berwarna hitam karya I Nyoman Nuarta. Patung ini terletak di depan jembatan penghubung Gedung Gajah dengan Gedung Arca.

Gimana? Ternyata Indonesia punya museum yang keren banget, bukan? Jadi, tunggu apalagi? Ayo berkunjung ke Museum Nasional!

Foto di depan patung karya I Nyoman Nuarta(2015)

Sesungguhnya manusia tidak sama sekali bersalah, karena ia tidak memulai sejarah. Tapi juga tidak sama sekali tanpa salah, karena ia meneruskan sejarah

-Albert Camus

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.