Berkunjung ke Perpustakaan Tertinggi di Dunia


Haloooo apa kabar pembaca setia blog abal-abal??? Akhirnya gua ada waktu buat nulis lagi setelah berbulan-bulan blog ini tak terjamah. Sebenernya bahan tulisan gua banyak banget mulai dari ulasan jalan-jalan sampe tulisan ga jelas. Tapi ya semua itu terkendala oleh keterbatasan waktu. Maklum, namanya mahasiswa tua, hampir separuh waktunya dihabiskan untuk menulis skripsi :”) *lalu bertanya pada diri sendiri “KAPAN LULUS?!!”

Nah postingan kali ini juga masih berkaitan dengan skripsi nih, yakni tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia atau yang biasa disebut Perpusnas. Tujuan gua ke perpusnas ini adalah untuk cari-cari jurnal referensi peneltian gua.Akhirnya gua mengajak temen gua yang paling abstrak sebut saja namanya Hendri Fahrezi Akli atau yang akrab disapa Hendri.

Ada yang unik nih guys, kalau biasanya hari Sabtu dan Minggu perpustakaan lain tutup, hal ini tidak berlaku bagi Perpustakaan Nasional. Sejak awal 2018, pihak pengelola Perpustakaan Nasional memutuskan untuk menambah waktu operasional hingga hari Minggu. Akhirnya gua dan Hendri memutuskan pergi ke Perpusnas di hari Minggu.

Perpusnas terletak di Jalan Merdeka Selatan No. 11, Gambir, Jakarta Pusat. Letaknya bersebelahan dengan Gedung Balaikota DKI Jakarta. FYI, Perpusnas di Gambir ini merupakan gedung baru yang pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Jokowi sejak September 2017, sementara gedung lama Perpusnas terletak di Jalan Raya Salemba, Jakarta Pusat. Nah, Gedung baru Perpusnas ini digadang-gadang sebagai Perpustakaan tertinggi di dunia. Woahh makin penasaran kan?? 

Karena letaknya di Pusat Jakarta, Perpusnas ini gampang banget diakses baik dengan kendaraan pribadi maupun umum. Jika naik Transjakarta, bisa turun di Halte Balaikota, sementara jika naik Commuter Line, bisa turun di stasiun terdekat (Gondangdia, Cikini, dll).

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta

Ada apa aja sih di Perpusnas??
Selain koleksi buku dan jurnal, Perpustakaan Nasional juga menyediakan berbagai koleksi dan fitur menarik lainnya. Terdiri atas 24 lantai, setiap lantai perpusnas menyediakan koleksi/fitur yang berbeda. Untuk berkunjung ke Perpustakaan Nasional ini sangat dianjurkan uuntuk membuat kartu anggota perpustakaan yang terletak di Lantai 2, karena kita perlu menunjukkan/menyerahkan kartu anggota ini untuk berkunjung di setiap lantai Perpustakaan Nasional. Setiap hari hanya akan dibuka 400 kuota pendaftaran anggota baru. Bagi yang 'mager' atau gak sempat bikin kartu anggota baru, bisa menggantinya dengan KTP. Akan tetapi KTP ini tidak bisa digunakan untuk meminjam buku. 

Bikin kartu anggota baru perpusnas ga susah kok. Cukup mengisi data diri di komputer yang sudah disediakan, lalu mengambil nomor antrean. Semuanya GRATIS. Nah ternyata gua mendapat nomor antrean 367 sementara layar nomor antrean masih menunjukkan nomor 150-an. Sambil nunggu giliran,akhirnya gua memutuskan untuk berkeliling perpusnas.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
Layanan keanggotaan (lantai2)

Karena tujuan gue ke Perpustakaan adalah mencari jurnal referensi, maka tujuan selanjutnya adalah lantai 19 (layanan multimedia). Di sini disediakan komputer/PC super keren dengan sambungan internet. BTW semua PCnya merek D*ell dan bisa touch screen (nelen ludah). Tapi sayang banget, menurut gua layanan multimedia ini sering disalahgunakan. Banyak banget anak-anak yang dateng ke Layanan Multimedia hanya untuk.........Bermain game online..... 

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
Layanan Multimedia (lantai 19)
Terlihat pemandangan anak-anak kecil yang sedang main game online :"""")
Setelah dari lantai 19, gua dan Hendri kemudian naik ke lantai tertinggi yakni lantai 24. Lantai 24 ini menyimpan koleksi budaya nusantara dan executive lounge. Dari lantai 24 ini kita juga bisa melihat pemdandangan Kota Jakarta dari ketinggian dengan  dua pemandangan yang berbeda. Pemandangan arah utara adalah Monumen Nasional, sementara di arah selatan adalah Kawasan Perkantoran Jalan Sudirman-Thamrin serta SCBD. Perpusnas berdiri megah dengan ketinggian 126,3 meter sehingga dinobatkan sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia.

Baca Juga : Kota Tua Jakarta dan Hikmah di Balik Semua Peristiwa

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
Pencakar Langit Jakarta dari lantai 24 Perpusnas
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
Monumen Nasional
Puas melihat Jakarta dari ketinggian, kami lalu menjelajahi lantai lainnya dari Perpustakaan Nasional ini. Mulai dari Lantai 16 (koleksi foto, peta, dan lukisan), lantai 4 (area pameran dan kantin), hingga lantai 7 (layanan disabilitas dan anak-anak). Nah jadi Perpusnas ini ga cuma buat anak muda aja kok, orang tua (lansia) dan anak-anak juga disediakan layanan khusus.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta

Pihak pengelola Perpusnas sangat menyadari pentingnya wadah/sarana berdiskusi yang nyaman serta kondusif. Oleh karena itu, pihak Perpusnas menyediakan ruang diskusi hampir di setiap lantai. Perpusnas juga menyediakan ruang privat untuk membaca dan semuanya Gratissssssss. Pokoknya superr duperr lengkap deh *Andaikan Perpusnas juga ada di Semarang:( *

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta

Pelayanan Pembuatan Kartu Anggota yang 'Super Duper Ramah'
Seperti yang sudah gua tuliskan tadi, saat membuat kartu anggota baru gua mendapat nomor antrean 367, sementara di layar LCD loket layanan masih menunjukkan nomor antrean 150-an (sistem antrean sama persis kayak antrean di Bank). Daripada menunggu lama, akhirnya gua dan Hendri memutuskan untuk berkeliling Perpusnas terlebih dahulu.

Singkat cerita, setelah salat Zuhur, kami kembali ke loket Pelayanan, Tenyata nomor antrean masih menunjukkan nomor 350an. Yasudah, sambil menunggu dipanggil akhirnya gua dan Hendri duduk di ruang tunggu loket pelayanan.

Singkat cerita (lagi), nomor antrean menunjukkan nomor 367, namun tiba-tiba petugas dengan suara lantang memanggil "Nomor Antrean 370! Antrean 370!". Lah gua kaget, kenapa kok langsung lompat ke 370. Akhirnya gua mendatangi petugas loket. Dan di sinilah kejadian kurang mengenakkan terjadi :

G = Gua
I = Ibu-ibu petugas loket yang JUDES nya nauzubillah

G = Bu, saya dapet nomor antrean 367, di loket mana ya?
I = (dengan nada tinggi) Loh, emangnya ke mana aja kamu?! Dipanggil panggil 367 tadi ga dateng!
G = Saya tadi abis solat bu.
I = Jangan bohong kamu (bisa-bisanya dia nuduh gua bohong). Tadi saya lihat kamu dateng dari arah situ (sambil nunjuk arah ruang tunggu). Yaudah sini duduk, kursinya jangan dipindahin!! (nyolot yang bener-bener nyolot)
G = (GILA BUAT APA GUA BOHONG). Iya saya tadi abis salat, terus saya lihat nomor antrean masih 350an. Yaudah saya tunggu di ruang tunggu.
I = Makanya jangan liat layar nomor antrean! Kalo pake sistem nomor antrean bakal lama. Makanya petugas panggilin satu-satu!

Gua memulai dengan baik, dan akan mengakhiri dengan baik pula. Akhirnya setelah kartu gua jadi, gua dan Hendri cari-cari Customers Service atau layanan pengaduan, tapi ga ketemu. Akhirnya kami ngadu ke satpam sekitar. Entah ditanggapi atau nggak, yang penting uneg-uneg gue tersampaikan.

Siapa sih yang ga kesel kalau kita udah bicara baik-baik, tapi malah dinyolotin? Seperti ini kah standar pelayanan baku Perpustakaan Nasional? Di mana letak keramahtamahan khas orang Indonesia? Gua akui kalau fasilitas Perpusnas sudah bagus, moderen, lengkap, nayaman, mewah, dll. Tapi untuk segi pelayanan dan keramahan, sepertinya kalian harus banyaaaak berbenah. Mudah-mudahan cukup gua aja yang menjadi korban 'keganasan' petugas Perpusnas khusunya di bagian pembuatan kartu anggota.

Nahhhh gimana?? Ternyata Indonesia punya perpustakaan yang kerennnn banget kan?? Mulai dari komputer canggih, koleksi lukisan, peta, buku langka, melihat pemandangan Kota Jakarta, sampai pelayanan petugas yang super duper 'ramah' 👍 bisa kita temukan di Perpustakaan Nasional Jakarta. Buat yang bingung mau liburan tapi ga tau harus ke mana, bisa banget main-main ke Perpusnas.

Perpusnas di tengah Pandemi


Perpustakaan Nasional tetap beroperasi selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Hanya saja ada sedikit perubahan jadwal operasional, yang tadinya hari Sabtu dan Minggu buka, kini operasionalnya hanya dari hari Senin-Jumat.

Jadwal Perpustakaan Nasional

Senin s.d Jumat : pukul 08.00 s.d 16.00 WIB

Sabtu, Minggu, Libur Nasional, dan Cuti Bersama : TUTUP

Untuk protokol kesehatan, jangan khawatir karena protokol di sini cukup ketat. Sebelum masuk, pengunjung wajib melewati bilik steril dan mencuci tangan serta diukur suhu tubuhnya.Manajemen Perpusnas juga menerapkan pembatasan pengunjung untuk meminimalisir penularan Covid-19. 

Aku rela di penjara asalkan bersama buku. Karena dengan buku aku bebas.

-Drs. Mohammad Hatta

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.